Bedah Buku
Kegiatan dimulai pukul 05.00 WIB dengan pembukaan oleh Hizma Khoirunnisa, kemudian membaca ayat suci Al-Qur'an oleh Siti Nur Komariah, kemudian materi pembahasan yang disampaikan oleh Novi Indiana, Presiden DEMA Akhwat.
Buku yang dibahas berjudul STRAWBERRY GENERATION (Mengubah Generasi Rapuh Menjadi Generasi Tangguh) karya Prof. Rhenald Kasali, Ph.D. Guru Besar FEUI, praktisi manajemen dan penulis seranglaian buku perubahan dan manajemen. Buku ini berisi 279 halaman. Saat buku ini ditulis, Prof. Rhenald Kasali tengah memimpin sebuah _Social Enterprise_(Rumah perubahan dan komisaris pada beberapa perusahaan).
Generasi stroberi merupakan generasi yang rapuh, seperti halnya buah stroberi yang memiliki bentuk eksotis dan indah namun akan rapuh ketika terkena atau tergesek sikat gigi dengan mudah terkoyak lalu hancur. Yang selanjutnya disebut sebagai _fixed mindset_, yakni generasi yang "manja", mudah hancur, digerus kompetisi, dan ketidakpastian.
Dalam pengantar buku, penulis menjelaskan bahwa hidup pada dasarnya merupakan sebuah tantangan. Dan untuk menghadapi tantangan yang dibutuhkan manusia-manusia yang bekerja secara mental untuk menghadapi hidup bukan menghindarinya. Oleh karena itu perlu menerapkan _growth mindset_ yaitu orang-orang yang memiliki daya juang, pola pikir penerobos, penantang hambatan, dan terbiasa menghadapi kesulitan untuk menang.
"Kita sebagai Mahasiswi, kader daiyyah ilallah harus peduli dengan generasi masa depan. Menjadi Seorang Daiyyah bukan hanya menjadi seorang mubalighah yang menyampaikan sesuatu di atas mimbar, tetapi kita juga hadir sebagai penggerak, dengan mengajak dan memberikan contoh dengan baik". Ungkap pemateri pada awal pembahasan dengan bahasa yang baik dan semangat yang berkobar.
Setelah pemateri menjelaskan isi buku dengan baik dan jelas, ada absensi kehadiran bagi pengurus DEMA yang mengikuti kegiatan bedah buku. Dengan mengikuti kegiatan kemudian mengirim kesimpulan di grup Dewan Eksekutif Mahasiswi 2021-2022.
Beberapa Mahasiswi langsung mengisi absensi kehadiran kemudian mengirim kesimpulan di grup tersebut.
"Jadilah generasi muda, penggerak dan pembawa perubahan. Dengan kata lain, sebagai pengemudi bukan sebagai penumpang. Dengan mentalitas pengemudi, kesadaran seseorang yang dibentuk oleh pengalaman dan pendidikan yang akan mendorong seseorang untuk menjadi pelaku perubahan bukan pengikut perubahan". Ulas Refny Zega dalam kesimpulannya.
(Rizka/Demaakhwat)
Comments
Post a Comment