Dewan Eksekutif Mahasiswi Akhwat STID Mohammad Natsir Mengadakan Apel Siaga Da'wah Batch IV
Dewan Eksekutif Mahasiswa STID Mohammad Natsir mengadakan apel siaga pada sabtu (25/6/2022) di Aula Sakinah. Apel siaga ini diikuti oleh seluruh Civitas Akademika Kampus putri secara offline.
Apel siaga ini merupakan apel siaga perdana yang diikuti oleh seluruh mahasiswi STID Mohammad Natsir secara offline, sebelumnya apel siaga dilakukan secara offline dan online.
Dalam sambutannya, Bendahara Dema Akhwat yakni Pipit Aisyah mengatakan bahwa, "Muslimah mempunyai potensi yang sangat besar. Muslimah memiliki kompetensi yang dimilikinya baik tingkat individu yaitu peran normatif seperti pendidikan anak dan pengelola rumah tangga. Maupun di tingkat masyrakat yaitu peran prestatif seperti muslimah sebagai pengemban karier dan keahliannya serta muslimah dan fungsi sosialnya.
Peran muslimah disini tugasnya adalah sebagai motor atau penggerak dalam tranformasi sosial. Kenapa? karena muslimah adalah tonggak peradaban bangsa."
Orasi pada Apel siaga kali ini disampaikan oleh Mudir Pesma yakni Ustadz Jumroni ayyana, M. Pd. Beliau menyampaikan beratnya judul tema pada kali ini yakni, "Urgensi Kader Dai'yah di Era Transformasi Sosial". Judul kali ini sama beratnya dengan beban yang akan diberikan pada pundak da'iyyah. Judul ini menjadi suatu bentuk kesiapan da'iyyah STID Mohammad Natsir dalam mengemban tantangan dakwah yang lebih berat lagi.
Beliau juga mengingatkan bahwa mahasiswi STID Mohammad Natsir adalah muslimah penggerak umat, yang mana kehadirannya selalu berada di tengah-tengah umat.
Ada beberapa hal yang disebutkan dalam mengemban dakwah agar dakwah itu bisa menjadi agen perubahan. Yaitu:
1. Siddiq
2. Amanah
3. Tablig
4. Fatonah
Dengan kompetensi yang disebutkan diatas dan tantangan-tantangan dakwah haruslah bisa menjadi agen perubahan. Tentunya harus bisa merubah satu keadaan menjadi keadaan lebih baik.
Beliau juga mengingatkan bahwa, kehidupan sosial mengalami perubahan luar biasa di era yang serba instan. Yaitu era yang segalanya cepat. Maka seorang dai harus menyesuaikan diri dan tidak boleh lalai dalam hal itu.
Terakhir, beliau juga menambahkan bahwa " Menjadi seorang Dai'yah juga akan merasakan menjadi seorang ibu rumah tangga. Dan, menjadi seorang ibu rumah tangga tidak kalah pentingnya menjadi pemimpin dirumah. Seorang penyair berkata 'Ibu adalah madrasah utama jika ia sempurnakan pendidikannya maka insyaAllah akan melahirkan generasi yang hebat'.
(Andalusia/KOMINFO/Dema)
Comments
Post a Comment